Sebagai bagian dari program peningkatan kualitas transportasi publik di Jakarta, Pemprov DKI berencana membangun Terminal Pulogebang yang akan dimulai pada bulan Juni mendatang. Pembangunan Terminal Pulogebang yang akan menjadi terminal terbesar di Indonesia ini merupakan bagian dari konsep pengembangan Kawasan Sentra Primer Baru Timur (SPBT) dan diperkirakan menghabiskan anggaran sebesar Rp 500 miliar.
Saat ini, disain Terminal Pulogebang yang merupakan pengganti dari Terminal Pulogadung sudah selesai, dan diharapkan bisa menampung bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dan bus dalam kota. Sedangkan, proses lelang pembangunan fisik senilai Rp 275 miliar masih dilakukan dan diharapkan sebelum pertengahan tahun ini sudah dapat ditentukan pemenang lelang tersebut.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Riza Hasyim, mengatakan, pembangunan Terminal Pulogebang akan dialokasikan anggaran sebesar RP 500 miliar dalam sistem multiyears (anggaran tahun berjalan) selama dua tahun. Pihaknya menyebutkan, untuk tahun pertama 2010, dalam APBD 2010 telah dianggarkan sebesar Rp 275 miliar. Sedangkan sisanya, Rp 225 miliar akan dianggarkan pada APBD DKI 2011. Ditargetkan pembangunan terminal ini sudah rampung pada tahun 2011 dan bisa segera dioperasikan sebagai terminal bus AKAP.
“Pembangunan terminal termegah di Indonesia ini telah memasuki tahap perencanaan pendirian bangunan. Pembangunan akan dilakukan pada 2010 dan ditargetkan rampung pada akhir 2011,” kata Riza Hasyim di Jakarta, Rabu (13/1).
Riza menambahkan, untuk mendukung pembangunan terminal pihaknya juga telah selesai melakukan pembebasan lahan di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur seluas 9,5 hektar pada tahun 2008 lalu. “Karena sudah bebas semua dan lelang sedang jalan, maka kita optimis pembangunan dapat berjalan tahun ini juga,” ujarnya.
Sebab, kata Riza, pembangunan Terminal Bus Pulogebang ini sudah tidak dapat ditunda-tunda lagi. Terlebih, Terminal Bus Pulogadung saat ini sudah tidak mampu lagi menampung ratusan armada bus AKAP, bus-bus antarkota dan angkot. Karena itu, Terminal Bus Pulogebang akan menjadi terminal khusus untuk bus-bus AKAP dan bus dalam kota. Sedangkan Terminal Pulogadung nantinya hanya akan menjadi terminal khusus angkot.
“Dengan begitu, akan lebih terkoordinir keluar masuknya bus dalam kota dan AKAP, serta turut menurunkan polusi udara akibat asap bus di Terminal Pulogadung,” terangnya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Terminal Dishub DKI Jakarta, Kusmanto, mengatakan, pembangunan Terminal Pulogebang saat ini masih dalam tahap lelang dan baru ada empat perusahaan yang mendaftarkan sebagai peserta lelang. Menurutnya, dana sebesar Rp 500 miliar hanya diperuntukan untuk pembangunan terminal saja, belum termasuk akses jalan keluar masuk menuju terminal tersebut. “Untuk akses jalan itu, ada dalam Dinas Pekerjaan Umum,” ujarnya.
Kusmanto menambahkan, keberadaan terminal ini nantinya akan terintegrasi dengan pusat perbelanjaan modern. Berbagai sektor usaha komersil akan ditempatkan di sebuah bangunan berlantai tiga. “Dengan adanya pusat perbelanjaan, penumpang bisa mengisi waktu dengan berbelanja saat menunggu kedatangan bus tujuannya,” ujarnya.
Terminal berkapasitas 2.977 bus AKAP ini akan dibangun dua lantai. Selain itu, disediakan area parkir seluas 18.000 meter persegi untuk menampung kendaraan pribadi. Sehingga memudahkan penumpang untuk menitipkan kendaraan pribadinya dengan aman sebelum melanjutkan perjalanan dengan angkutan umum. Areal parkir juga akan dibangun dua lantai. Rinciannya, lantai basement mampu menampung 310 kendaraan dan lantai satu menampung 225 kendaraan.
Related Post:
0 Responses to DKI Jakarta | Bangun Terminal Terbesar di Indonesia